Bab 85
Sesampai di rumah, suasana hati Luna sudah jauh membaik.
Ardika memanfaatkan waktu memarkir mobil untuk menelepon Jesika dan menyuruhnya menyelidiki semua informasi yang berkaitan dengan Delvin.
Setelah pergi ke rumah sakit jiwa untuk mengunjungi Ardika, Delvin langsung kecelakaan.
Pasti ada sesuatu di balik semua ini!
Pada saat yang sama.
Taman Hiburan Roms
Tempat ini adalah markas Romi.
“Apa? Okin dan yang lainnya ditangkap oleh Korps Taring Harimau?”
Mendengar laporan dari bawahan, Romi sontak ketakutan hingga merosot ke kursinya.
Dia mengirim Okin dan lima puluh preman lainnya ke Kompleks Prime Melati untuk membuat keributan, tak disangka beberapa saat kemudian, semuanya malah tidak dapat dihubungi.
Dia segera mengutus anak buahnya untuk mencari tahu keadaan.
Mereka kembali dengan kabar Okin dan yang lainnya ditangkap oleh Korps Taring Harimau!
Dia teringat akan hal–hal yang dialami Jinto.
Jangan–jangan Ardika memang bisa menggerakkan Korps Taring Harimau?
Romi gemetar ketakutan. Sekuat apa pun dia, dia tidak sanggup menghadapi lawan yang
bersenjata.
Dia segera menelepon Budi.
“Pak Budi, kita terkena masalah. Bocah bernama Ardika itu bisa menggerakkan Korps Taring
Harimau!”
“Dasar pecundang, bisa–bisanya kamu ketakutan karena masalah kecil ini!”
Budi yang berada di ujung lain telepon mendengus dingin dan langsung memarahinya.
Dulu, dia mana berani mengasari Romi seperti ini.
Namun, sekarang dia mendapatkan dukungan dari Keluarga Mahasura. Oleh karena itu, dia tidak menghargai Romi lagi.
Niat membunuh melintas di mata Romi. Budi sialan, beraninya berbicara seperti itu padanya!
1/3
+15 BONUS
Dia bergabung dengan Asosiasi Bahan Bangunan karena Keluarga Mahanura yang berada di ibu
kota provinsi.
Saat ini, terdengar suara Budi.
*Aku sudah menerima kabar. Hari ini, Korpa Taring Harimau sedang latihan dan kebetulan
mereka melewati lokasi konstruksi Kompleks Prime Melati, Pak Abdul adalah orang yang suka
menegakkan keadilan. Tentu saja dia akan menangkap Okin dan yang lainnya ketika melihat
mereka membuat keributan.”
“Hah?”
Romi menjadi canggung.
Dia mengira Ardika sangat berkuasa, ternyata Korps Taring Harimau sedang latihan.
Dia menggertakkan giginya sambil berkata, “Lima puluh anak buahku sudah dibawa pergi oleh Korps Taring Harimau, sekarang mereka nggak bisa dihubungi.”
“Cukup habiskan beberapa miliar untuk membebaskan mereka.”
Budi berkata dengan tenang, “Soal Grup Agung Makmur, besok kirim lebih banyak orang ke sana. Sebaiknya kirim semua bawahanmu untuk memberikan tekanan pada mereka. Mereka nggak mungkin akan seberuntung hari ini lagi.”
“Oke!”
Romi mengangguk.
Dia mendengar beberapa kepala preman lain sudah berhasil menjalankan misi. Kini, sudah ada beberapa lokasi konstruksi yang setuju untuk membeli bahan bangunan dari Asosiasi Bahan Bangunan dan menghentikan kerja sama mereka dengan Grup Sentosa Jaya.
Besok, dia harus berhasil menundukkan Kompleks Prime Melati,
Kalau tidak, Romi akan dicap tidak kompeten!
Di Vila Cakrawala.
Luna juga sedang mengkhawatirkan masalah ini. “Okin ditangkap hari ini. Bosnya, Romi adalah orang yang terkenal brutal di Kota Banyuli. Dia pasti nggak akan melepaskan kita begitu saja, besok mereka pasti akan memblokir lokasi konstruksi lagi.”
“Mungkin besok Korps Taring Harimau akan mengadakan latihan lagi.”
1
Ardika tidak peduli. Lagi pula, makin banyak orang yang mereka utus, makin banyak yang bisa dijadikan sebagai kuli gratis. Dengan begitu, dia bisa membantu istrinya meringankan
pengeluaran pembangunan.
2/3
Inilah alasan
ngapa dia tidak langsung memberikan pelajaran pada Romi
“Hari ini hanya kebetulan. Bagaimana mungkin setiap hari kita seberuntung itu? Huh, apa yang harus kulakukan besok.”
Luna memutar bola matanya, dia sama sekali tidak percaya pada ucapan Ardika,
Tepat pada saat ini, ponselnya berdering,
Ketika melihat nama penelepon, dia langsung kegirangan.
“Penyelamatku sudah datang!”
W
3/3
Bab 85 Tina Dienga
“Tina, kamu sudah kembali ke Kota Banyuli?”
Luna mengangkat telepon dengan gembira.
Dua hari yang lalu, Tina mengatakan bahwa dia akan pulang untuk menangani beberapa urusan
Setelah itu, dia seolah–olah menghilang dari dunia, teleponnya tidak dapat dihubungi.
Luna sangat mengkhawatirkannya.
Sekarang, melihat Tina meneleponnya, dia tahu bahwa Tina sudah menangani urusan. Jadi, Luna bergembira untuk sahabatnya.
“Sayang, kamu begitu senang menerima telepon dariku? Kamu sudah merindukanku, ‘kan?”
Suara malas Tina yang centil pun terdengar dari ujung lain telepon.
“Diam, kenapa orang sesempurna kamu mempunyai mulut!” Belongs to © n0velDrama.Org.
Luna sudah terbiasa dengan sikap Tina dan dia pun tidak segan dengan sahabatnya, dia langsung
menceritakan masalah yang dia hadapi.
Dia yakin bahwa Tina bisa membantunya menangani Romi.
Ketika pergi berjalan–jalan dengan Tina sebelumnya, mereka digoda oleh beberapa preman dan hampir diseret masuk ke dalam mobil.
Saat itu, Luna ketakutan hingga memucat, tetapi Tina sangat tenang.
Setelah menanyakan latar belakang beberapa preman itu, Tina langsung menelepon seseorang.
Tak lama kemudian, beberapa kepala preman itu datang untuk meminta maaf secara pribadi dan
bahkan sangat menghormati Tina.
Tina tidak berbasa–basi dengan Luna.
Dia langsung mengiakan dan mengatakan bahwa dirinya akan datang ke lokasi konstruksi besok.
Namun, kemudian dia lanjut memarahi Luna. “Hei, Luna, apa kamu menganggapku sebagai
sahabatmu? Kamu bahkan nggak memberitahuku soal pesta ulang tahunmu!”
“Beberapa hari itu kamu sangat sibuk, mana mungkin aku memberitahumu? Apa kamu terkena
masalah? Kenapa nggak memberitahuku, kamulah yang nggak menganggapku sebagai sahabat!”
jawab Luna dengan kesal /
Hari itu, di Istana Fantasi, Luna ingin mengundang sahabatnya untuk menghadiri pesta ulang tahunnya, tetapi Tina tidak dapat dihubungi Dia pun sangat sedih.
+15 BONUS
“Ya sudah, kita impas ”
Tina pun menyerah dan lanjut berkata, “Aku sudah mendengar masalahmu. Anggota Keluarga
Basagita itu sungguh berengsek. Bisa–bisanya mereka melemparkan semua tanggung jawab
padamu. Kalau saat itu aku berada di Kota Banyuli, aku akan membuat keributan di Keluarga
Basagita. Ardika juga, bisa–bisanya dia hanya diam ketika melihat Keluarga Basagita
menindasmu. Dasar pengecut.”
Tapi, jangan khawatir Luna. Sekarang aku sudah kembali, aku pasti akan membantumu
mengusir orang bodoh ini!”
*Aku masih punya urusan lain, kututup dulu!”
Sebelum Luna sempat mengatakan sesuatu, Tina sudah mengakhiri panggilan.
Mendengar ucapan Tina, Luna tahu bahwa dia sangat tidak puas dengan Ardika.
Dia berkata dengan cemas, “Ardika, besok Tina akan datang untuk membantuku mengatasi
masalah ini. Dia adalah sahabatku dan omongannya sangat pedas. Kalau dia mengatakan sesuatu
yang menyinggungmu, jangan dimasukkan ke hati.”
“Oke.”
Ardika mengangguk.
Malam itu.
Enam miliar yang Romi bawa untuk menyelamatkan Okin dan yang lainnya terbuang sia–sia.
Seorang bawahan kembali dengan frustrasi. Dia menyerahkan uang pada seseorang yang dia kenal di Korps Taring Harimau, tetapi Korps Taring Harimau malah tidak bersedia melepaskan orang dan mengatakan mereka ingin melanjutkan reformasi.
Romi yang tertekan pun emosi karena dia tidak berani mencari masalah dengan Korps Taring
Harimau
Keesokan paginya, ketika mendengar bahwa Kompleks Prime Melati melanjutkan pembangunan. tanpa basa–basi, dia langsung mengutus dua ratus anak buah untuk mengepung lokasi konstruksi
Kali ini, mereka tidak repot–repot bersekongkol dengan mantan penghuni rumah yang dibongkar,
mereka memblokir gerbang utama secara terang–terangan.
Luna sudah menduga bahwa mereka tidak akan menyerah begitu saja, jadi dia datang lebih awal.
Tak lama kemudian, Tina pun tiba. Dia berjalan menghampiri Luna sambil melirik Ardika dengan ekspresi kesal
“Hei, kapan kamu akan bercerai dengan Luna?”