Bab 81
Bab 81 Pahlawan
“Buk!”
Erwin langsung berlutut di hadapan Ardika.
“Tuan Ardika, aku sudah tahu salah. Aku nggak seharusnya menyinggungmu, tolong katakan sesuatu pada Pak Sigit, jangan memecatku….”
Dia menangis keras sambil memohon ampun, dia bahkan hendak memeluk kaki Ardika.
Ketua cabang yang tadinya begitu bermartabat dan angkuh menjadi begitu menyedihkan setelah dipecat. Ccontent © exclusive by Nô/vel(D)ra/ma.Org.
Ardika menendangnya.
Dia sama sekali tidak bersimpati pada orang seperti ini.
Kalau orang yang ditangkap hari ini adalah rakyat jelata yang tidak bersalah, konsekuensinya tak
terbayangkan.
“Sungguh memalukan!”
Sigit pun mendengus dingin sambil memandang Ardika.
“Tuan Ardika, saya ingin mengambil bukti dari kamera pengawas mobil Anda agar orang–orang di
sini dapat melihat dengan jelas bahwa Anda sudah difitnah!”
Ketika dia tiba, dia mendengar para pejalan kaki di sini terus mengatakan bahwa Ardika adalah
pedagang manusia.
Jelas–jelas, dia adalah seorang pahlawan, tetapi malah difitnah seperti ini.
Dewa Perang pasti sangat sakit hati.
Semoga kejadian ini tidak membuat Dewa Perang memiliki kesan buruk pada seisi Kota Banyuli.
Tanpa ragu–ragu, Ardika langsung mengiakan.
Lalu, Sigit segera meminta seseorang untuk merekam video dari kamera pengawas Audi A4
tersebut.
Saat itu, bagian depan mobil Ardika kebetulan menghadap ke arah para preman yang sedang berunjuk rasa di depan lokasi konstruksi. Jadi, adegan Ardika menyelamatkan Livy dari pijakan
para preman itu terekam jelas.
Saat video diputar di layar besar yang sengaja dipindahkan ke tengah jalan, semua pejalan kaki
terdiam.
Ardika benar–benar menyelamatkan Livy.
+15 BONUS
Dia bukan hanya menyelamatkan Livy dari pedagang manusia, tetapi juga menyelamatkan seorang gadis kecil yang cantik dari rencana busuk para preman.
“Pahlawan, maafkan kami. Kami nggak seharusnya memfitnahmu tanpa menanyakan kebenaran!
“Di masyarakat yang kejam ini, jarang ada orang yang berani membela keadilan. Tapi kami malah memfitnahmu sebagai pedagang manusia, kami sungguh nggak berhati nurani ….”
“Aku akan segera menghapus video yang kusebarkan ke Instagram tadi, sekarang sudah ada
beberapa warganet yang memarahimu!”
“Jangan dihapus. Harus terus diposting, posting kejadian selanjutnya juga. Karena kita sudah memfitnah Pahlawan, kita harus memperbaiki nama baik Pahlawan….
Seseorang memimpin untuk membungkuk pada Ardika.
Kemudian, orang lainnya yang juga memarahi Ardika pun ikut membungkuk untuk meminta
maaf.
Ardika hanya berdiri diam di tempat.
Melihat adegan ini, Jiko merasa iri dan ketakutan.
Dalam sekejap, Ardika berubah dari seorang pedagang manusia yang rendahan menjadi pahlawan
penyelamat.
Dia tidak akan bisa membalas tamparan Ardika lagi.
Saat ini, terdengar suara Elsy yang berkata, “Livy, ayo pergi berterima kasih pada Paman Ardika.”
“Oke, Paman Ardika adalah pahlawan yang menyelamatkan Livy!”
Sepasang ibu dan anak itu hendak menghampiri Ardika, tetapi Jiko malah menarik lengan Elsy.
“Terima kasih apanya. Cepat pergi, apa kamu mau mencelakaiku!”
Dia menarik Elsy menuju BMW X6 miliknya dan hendak melarikan diri.
Pada saat ini, seorang pejalan kaki tiba–tiba menunjuk Jiko sambil berkata, “Oh ya, dialah orang pertama yang memfitnah Tuan ini, jangan biarkan dia kabur!”
“Makanya, Pahlawan menyelamatkan putrinya, dia malah ingin memukul Pahlawan. Sungguh nggak tahu diri!”
Para pejalan kaki langsung mengadang Jiko dan keluarganya.
“Apa yang kalian lakukan? Minggir, aku ini staf Departemen Perhubungan, loh!” seru Jiko dengan
2/3
marah.
“Staf Departemen Perhubungan boleh asal memfitnah orang?”
Sigit tertegun. Dia berjalan menghampiri Jiko, lalu melirik mobilnya sambil berkata, “Seorang staf Departemen Perhubungan mampu membeli mobil sebagus ini?”
Recharge Promo: 1000 Bonus Free
GET IT
Bab 82 Delvin Darma