Bab 1356
Bab 1356
Bab 1356 Pembunuh membubuhkan racun
Reva berjalan mundur dua langkah lalu mengeluarkan sebuah pil dan memasukkannya ke dalam mulutnya sebelum bergegas masuk ke dalam kamar itu.
Di dalam kamarnya, Sarah masih terbaring di lantai. Wajahnya memucat dan dia sendiri pun tidak tahu apakah dia masih hidup atau sudah mati.
Reva segera bergegas ke jendela kemudian melihat ke atas lalu dia mendapati ada seutas tali di luar sana.
Di tali yang menjuntai ke bahwa itu tampak ada seorang pria berbaju hitam yang sedang turun dari tali yang menjuntai itu. Dan pria itu sudah sampai di lantai satu.
Wajah pria berbaju hitam itu tertutup. Dia dan Reva saling bertatapan kemudian dengan cepat dia berbalik dan berlari.
Tidak perlu diragukan lagi, pria berbaju hitam tadi pasti bersembunyi di luar untuk meniupkan gas beracun itu ke dalam kamar
Tadinya dia mengira bahwa Reva akan terkena dengan racun yang tidak beraroma serta tidak berwarna ini. Kalau saja Reva masuk ke kamar itu dengan gegabah, mungkin dia sudah akan berada dalam posisi yang berbahaya.
Namun sayangnya, secara kebetulan Sarah adalah orang yang masuk ke dalam ruangan itu lebih
dulu.
Sarah tidak sekuat Reva sehingga dia langsung roboh ke lantai setelah terkena racun itu.
Tadinya Reva ingin mengejar pria itu namun Sarah yang ada di belakangnya mengerang.
Dia menoleh dan melihat bahwa Sarah sedang mencengkeram lehernya dengan kedua tangannya seolah–olah merasa sangat kesakitan.
Reva tampak ragu sejenak dan akhirnya memilih untuk tidak mengejar pria itu.
Pertama–tama dia membuka jendelanya dulu untuk membuat ventilasi ruangan itu.
Lalu dia menggendong Sarah ke tempat tidur kemudian memeriksa denyut nadinya dan setelah itu dia mendapati bahwa racun itu cukup berat.
Dan pertama – tama Reva memberikan sebuah pil kepada Sarah yang bisa digunakan untuk mempertahankannya nyawanya dulu untuk sementara ini.
Setelah itu, Reva merobek semua pakaian yang sudah Sarah kenakan sehingga memperlihatkan seluruh tubuhnya.
Tanpa ragu, Reva segera mengeluarkan jarum peraknya dan menusukkannya ke beberapa titik akupunktur penting di tubuhnya.
Selanjutnya, Reva meletakkan tangannya di atas kepala Sarah dan menyalurkan energi murni dari ilmu tenaga dalamnya itu ke dalam tubuh Sarah demi untuk mengeluarkan racun dari tubuhnya sedikit demi sedikit.
Tidak lama kemudian tubuh Sarah langsung mengeluarkan kabut asap yang dimana itu adalah gas beracunnya.
Racun semacam ini sangat berat sehingga tidak boleh ada satu penghalang pun yang menghalangi tubuhnya saat melakukan proses detoksifikasi.
Jadi kalau dengan adanya pakaian di tubuhnya maka proses detoksifikasi itu sama sekali tidak bisa dilakukan!
Setelah lewat setengah jam akhirnya gas beracun di tubuh Sarah pun habis.
Meski begitu, Reva tetap masih tidak berani gegabah.
Dia menempatkan Sarah di tempat tidur lalu menutupinya dengan selimut tipis kemudian duduk di samping sambil menatapnya.
Asalkan gas beracunnya masih ada, meskipun akibatnya tidak fatal namun racun itu tetap bisa membuatnya celaka untuk seumur hidupnya.
Reva menelepon pangeran dan memintanya menyuruh seseorang untuk menyelidiki si pembunuh itu sekarang juga.
Setelah duduk selama semalaman seperti ini akhirnya Sarah baru benar–benar sembuh.
Keesokan harinya sekitar jam sembilan pagi akhirnya Sarah terbangun dari komanya.
Dia membuka matanya dengan samar dan melihat bahwa dirinya terbaring di tempat tidur dan tadinya dia masih ingin tetap berbaring di tempat tidur itu sejenak. This text is property of Nô/velD/rama.Org.
Namun, tiba–tiba dia teringat dengan apa yang terjadi semalam sehingga membuat dia terperanjat dan matanya langsung membelalak dengan lebar.
Kebetulan Reva juga sedang duduk bersila dan berada tidak jauh dari tempat tidurnya.
Saat melihat Reva, air mukanya langsung berubah dan pikiran pertama yang melintas di benaknya adalah apa yang telah Reva lakukan padanya?
Bersamaan dengan itu, dia juga melihat bahwa pakaiannya tampak berserakan di lantai.
Semalam situasinya cukup kritis, Reva merobek pakaiannya untuk menyelamatkannya.
Dan sekarang tempat ini benar–benar terlihat seperti TKP.
Sarah langsung berteriak, “Dasar bajingan brengsek, aku akan menghajarmu hingga titik darah penghabisanku!”
Dia meraung dan langsung menyerbu ke arah Reva tanpa memedulikan dirinya yang sedang tidak mengenakan pakaian apapun saat ini.
Menurutnya, dirinya sudah dilecehkan dan sekarang dia merasa hanya ingin mati saja, jadi bagaimana dia bisa memedulikan hal itu lagi.
Reva mengernyitkan keningnya lalu menghindarinya sambil berkata dengan suara yang dalam. “Jangan mengacau.”
“Meskipun racun di dalam tubuhmu sudah hilang namun tubuhmu tetap perlu istirahat.”
Dengan marah Sarah berkata, “Apa kau bilang?”
“Kau… kau meracuniku?”
“Dasar bajingan kau, bajingan kau. Kau benar–benar bajingan bau tengik, kau pasti akan mati!”
Reva juga menjadi kesal. “Ucapan macam apa itu?”
“Kapan aku meracunimu?”
“Kau diracuni oleh orang lain. Kalau bukan karena aku yang menyelamatkan nyawamu, kau pasti sudah mati sejak kemarin!”