Bab 1352
Bab 1352
Bab 1352 Sangat menyesal
Meskipun status Reva cukup menakutkan namun dia sama sekali belum pernah mendengar tentang Reva sehingga dia tidak memiliki bayangan tentang kehebatan dirinya.
Di dalam hatinya dia berpikir dan merasa bahwa Reva mungkin masih akan bisa mengampuninya.
Tetapi pangeran dari kota Amethyst ini tidak sama!
Dia adalah monster dunia dan sangat terkenal di keenam provinsi selatan ini.
Tak satu pun keturunan dari keluarga terpandang dan keluarga kuat di provinsi ini melawan dan menghadapi sang pangeran akan berakhir dengan baik.
yang berani
Meskipun sang pangeran belum pernah ke provinsi Yama namun Angga sudah pernah mendengar banyak cerita tentang dia.
Kalau ada yang berani menyinggung sang pangeran maka orang itu pasti akan berakhir dengan kematian atau cacat fisik!
Para keturunan dari kesepuluh keluarga terpandang di setiap provinsi saja akan berakhir seperti itu, apalagi dia?
J
Angga langsung berlutut di lantai lalu bersujud dan memohon kepadanya. Dia sama sekali tidak berpikir untuk membantah ataupun melawan lagi.
Sang pangeran menjadi tidak sabar saat mendengar ucapannya. Dia langsung mengambil botol di sebelahnya dan memukulkan botol itu ke kepala Angga. This belongs to NôvelDrama.Org - ©.
“Diam!”
“Berisik sekali, bikin pusing saja!”
Darah langsung menetes ke dahi Angga dan Angga sama sekali tidak berani menyekanya.
Bos besar dari provinsi Yama ini mirip seperti telur di ujung tanduk sekarang.
Ada sembilan kepala keluarga dari keluarga terpandang yang berdiri di sampingnya namun tidak ada satu pun dari mereka yang berbicara untuknya
Dalam situasi seperti itu, tidak akan ada orang yang mau menyinggung dan memprovokasi Reva dan pangeran demi Angga!
Sang pangeran juga sengaja mempersulit Angga lagi namun pada akhirnya Reva pun menghentikannya kalau tidak, mungkin pangeran akan memotong tangan Angga.
Reva meminta Angga untuk mengeluarkan 500 juta dolar guna untuk menyelesaikan masalah ini. Meskipun Angga merasa sangat sakit namun dia tetap melakukannya dengan patuh.
Dan pada akhirnya, Angga pun pergi bersama para anak buahnya dengan tak berdaya.
Manajer banci yang berada di depan pintu itu juga ingin menyelinap pergi namun dia langsung
dihentikan.
Barusan manajer itu berdiri di samping Angga dengan sangat angkuh dan bangga.
Sekarang, saat melihat Angga yang berlutut di lantai sambil memohon dengan begitu menyedihkan membuat dia benar–benar merasa ketakutan.
Menurut logikanya, Angga adalah seorang pria hebat yang bisa dia dekati.
Dia sama sekali tidak bisa membayangkan pria hebat seperti apa Reva dan sang pangeran ini?
Reva juga merasa malas untuk memedulikan orang seperti ini sehingga dia menyerahkannya kepada sang pangeran untuk ditangani.
Kesembilan kepala keluarga dari keluarga terpandang itu juga tidak tinggal lebih lama lagi di sana. Satu demi satu dari mereka beranjak pergi dari sana setelah semua masalahnya beres.
Namun, seluruh bar itu juga sudah sepi dan tidak ada orang lagi.
Orang–orang yang tadinya tinggal di sini untuk menyaksikan keramaian telah pergi semua sekarang. Tidak ada satu pun dari mereka yang berani untuk tetap tinggal di sini lagi.
Namun kedua gadis yang tadi dibawa oleh sang pangeran ke ruangan ini masih berdiri di luar pintu dan hendak masuk ke dalam ruangan dengan ekspresi sedih.
Sebelumnya mereka dibawa oleh pangeran namun saat keduanya melihat konflik yang terjadi antara pangeran dengan Angga lalu mereka langsung berdiri di sisi Angga.
Tadinya mereka mengira bahwa mereka bisa mendekati Angga namun di dalam mimpinya pun mereka tidak pernah menyangka bahwa sang pangeran adalah orang yang benar–benar hebat.
Keduanya merasa sangat menyesal sekali sekarang jadi mereka tetap berdiri di sini dan berharap agar sang pangeran bisa menyukai mereka lagi.
Bisa berhubungan dengan seseorang seperti Angga saja sudah merupakan berkah yang luar biasa bagi mereka.
Kalau mereka bisa berhubungan dengan sang pangeran maka hal ini sudah cukup bagi mereka untuk memamerkan diri selama sisa umur mereka!
Keduanya berdiri sebentar di depan pintu lalu menyelinap masuk ke dalam ruangan kemudian meminta–maaf kepada sang pangeran sambil menangis; berharap sang pangeran akan
memberikan kesempatan kepada mereka lagi.
Sang pangeran tersenyum seolah–olah dia adalah orang yang sangat baik dan ingin mengajak mereka bersenang–senang saat itu juga.
Kedua gadis ini tampak sangat gembira sekali, masing–masing berdiri di sisi kiri dan kanan pangeran sambil merangkul lengannya dan mengikutinya pergi dengan mesra.
Reva tidak bisa mengatakan apa–apa. Dia tahu bahwa setelah malam ini, kemungkinan besar kedua gadis ini akan dilecehkan oleh sang pangeran.
Namun, ini adalah akibat dari perbuatan mereka sendiri dan Reva tidak bisa memedulikan tentang hal itu!
Setelah sang pangeran pergi, sekarang hanya tinggal Sarah dan Reva saja yang tersisa di ruangan. itu.
Sarah menatap Reva, pipinya tampak agak merona dan dia baru saja hendak berbicara, ketika Reva menoleh dan menatapnya kemudian dia langsung berkata, “Kenapa kau masih tetap berada
di sini?”